Jan 9, 2009

i love my parents

22 Desember 2008, Senin

buat seluruh makhluk hidup yang telah menjadi emak,

“HAPPY MOTHERS DAY”

“SELAMAT HARI IBU”

heheheh.

Buat ibuku tersayang, makasih atas segala pengorbananmu, jasamu takkan bisa kugantikan walau dengan beribu ton batuan safir (kayak bisa beli aja As!). ooh ibu, maafkanlah anakmu yang terlalu durhaka. Untuk saat ini tiada hal yang dapat kulakukan untuk membalas jasamu selain ucapan “AH, aku capek”. Ohh Allah, mudahkanlah segala urusan beliau, masukanlah dia ke surga tingkat tinggi..

Iya, aku ngerasa aku ga ada apa-apanya dibanding ibuku. You’re a strongest woman, mom! Ibuku kuaaat banget. Dia dicoba Allah dengan cobaan yang menurutku-kalau aku ada di posisi ibuku sekarang-­ aku ga akan mampu menjalani hidup.

Aku ga bisa ngasih apa pun yang ibuku inginkan. Beliau pekerja keras, yang aku ga bisa contoh. Beliau yang dengan tangan kasarnya selalu rela mengorbankan apa pun demi anaknya, sedangkan aku? Mengorbankan waktu untuk adek”ku aja susah. Beliau dengan segala sakit hatinya akan selalu terlihat kuat di mata orang lain, sedangkan aku ga bisa menyembunyikan sakit hatiku. Beliau yang tidak ingin terlihat lemah di hadapan orang lain, sedangkan aku?

Beliau yang selalu siap dengan tamengnya melindungi kami. Oooh ibu.. Beliau yang cuek, ga peduli orang mau bicara apa selalu mengambil keputusan sesuai hatinya. Beliau yang malam-malam bangun dan menangis mendo’akan anaknya, agar anak-anaknya tumbuh menjadi orang yang sukses dunia akhirat. Beliau dengan seribu mimpi yang digantungkan padaku.

Yaa, ibuku punya banyak cita-cita. Beliau ingin diajak keliling dunia oleh anak-anaknya, karena hobi beliau yaa emang traveling. Beliau ingin ngeliat anaknya sukses. Beliau ingin anak-anaknya bahagia, beliau ingin ngeliat kita-anaknya-bisa lebih cerdas daripada beliau. Beliau ingin aku dapet beasiswa. Beliau ingin aku dapat sekolah gratis dengan prestasiku. Beliau ingin menghabiskan masa tuanya di tempat yang tenang sambil menulis novel tentang kehidupannya yang WIH.

Bahkan, ibuku sudah merencanakan kehidupanku, “pokoknya kamu harus sekolah yang rajin, terus nanti SMA nya ambil yang gratisan aja lalu kuliahnya di luar negeri ambil jurusan ini trus kerja bangun rumah baru nikah deeh. Trus cari suami yang gini gini gini. Naah nanti kalau udah hidup bahagia kamu biayai deeh adek” mu. Nanti umi tinggal santai-santai. Pokoknya karena kamu anak sulung, kamu HARUS berhasil ASMA!! Kamu harus ngasih contoh yang baik buat adek” kamu!! Kalau kamu hancur, maka sama aja kamu menghancurkan kehidupan adek”mu, karena mereka akan mengikuti apa yang kakaknya sudah perbuat! Kamu harus bisa lebih dari umi, kamu harus pikirkan semuanya masak-masak! Jangan sampai kamu mengulang kesalahan yang sudah umi lakukan”.. petuahnya detail banget. Padahal aku kan masih 2 SMP..

Ibuku ngengantungin sejuta harapan di anaknya yang LEMAH ini. Karena tingginya harapan-harapan itu, aku takut aku ga bisa jadi yang dia inginkan. Iya, aku sudah jadi apa yang dia tidak harapkan. Contohnya waktu itu, ketika aku kalah lomba, meski ga ketara tapi keliatan kalau dia kecewa. Waktu aku males baca Qur’an, dia ngela nafas. Aku tau aku udah jadi yang dia tidak inginkan. Ooh mom, forgive me…

Aku udah sering banget buat dia kecewa. Aku pernah ngedumel sama beliau hanya karena beliau nyuruh aku ketika aku lagi capek.. aku udah jadi anak durhaka. Aku udah ngecewain orangtuaku. Mereka pengen aku jadi dokter, dan AKU nolak. Aku ga mau jadi dokter. Aku takut ngeliat darah. Aku ga mau ngeliat orang disuntik. Aku ga mau ngeliat darah naik dari tabung suntik. Aku ga mau ngeliat mayat. Aku takut aku melakukan malpraktek. Maafkan aku..

Ada satu kejadian yang membuat aku jadi anak yang egois. Sampai akhirnya ibuku yang harus ngalah, sampai ibuku sadar kalau semua kelakuanku sekarang itu salah dia. Padahal kan ga gitu. Dia udah capek” ngandung aku. 9 bulan bukanlah waktu yang sebentar. Bahkan dia pernah cerita bahwa waktu dia ngandung aku dia sempet jatuh.

Umi.. maafkan Asma yaa. Bahkan sampai saat ini aku belum bisa mengatakan I LOVE YOU, MOM. Dan aku belum menunjukkan rasa sayangku terhadap ibuku. Sedangkan ketiga adekku yang masih bocah, mereka dengan bangganya menawarkan diri untuk sekadar membuatkan roti bakar, mereka dengan bangganya menuliskan, I LOVE MY PARENTS di meja rias ibuku, mereka dengan bangganya menunjukkan nilai 100 pada orangtuaku. Sedangkan aku? Aku cuma sampah kecil yang bahkan ga bisa teriak untuk minta tolong. Aku cuma sampah kecil yang belum bisa jadi kebanggaan kedua orangtuaku.

Ibuku, adalah orang pertama yang ada di do’aku setiap 5 kali dalam sehari. Dia pernah menceritakan ketika dia melihat temannya yang menceritakan betapa bangganya melihat anaknya DISAYANGI oeh teman-teman anaknya, betapa bangganya-teman ibuku- menceritakan tentang anaknya yang nama anaknya ada di urutan ketiga yang nilainya tertinggi dari tes masuk sebuah asrama dari ratusan siswa. Betapa bangganya-teman ibuku- menceritakan bahwa anaknya selama 5 tahun di SD mendapat peringkat pertama. Dan cerita ibuku menyadarkanku kalau ibuku pengen AKU bisa ada di setiap cerita beliau yang membanggakan anaknya.

Ibuku pantang mengeluh. Dia pekerja keras, kalau boleh kubilang dia wanita perkasa. Kalau aku ngeluh tentang materi UAS yang kebanyakan, dia akan bilang, “mengeluh TIDAK AKAN menyelesaikan masalah! Memangnya dengan mengeluh materi UAS akan berkurang?! Memangnya dengan mengeluh nilaimu bisa 100? Kerja Asma, ga usah ngeluh, ga usah banyak ngomong” dan setiap keluhanku, dia akan balas seperti itu. Dia ga suka anak-anaknya mengeluh, dia gak mau anak-anaknya jadi seorang pengeluh. Dan hal itu belum bisa kuwujudkan karena aku selalu mengeluh.

Entah, gimana cara menunjukkan rasa terimakasihku pada mereka, ayah ibuku. Mereka orang yang sangat Percaya Diri, sedangkan untuk masuk SMA luar negeri pun aku pesimis banget. Tapi tiada yang bisa kuucapkan selain bermilyar terimakasih pada mereka. Dengan segala kedurhakaanku, aku mohon maaf yang seluasnya pada kalian.

Kelihatannya postan kali ini udah panjang, dan kalian pasti udah males untuk ngebacanya. Gimana pun kayaknya ortuku ga AKAN tau kalau anaknya mengucapkan I LOVE MY PARENTS di blog. Ahh biarlah..

No comments: