Sep 24, 2014

nano nano anat

Bagi mereka apa yg telah mereka usahakan. Dan bagimu apa yang kamu usahakan.

Ayat ke 141 di surat kedua Al-Qur’an itu langsung terngiang-ngiang pasca pretest anat pagi tadi.

Rasanya aku harus siap menerima namaku terpajang di inhall anatomi.
Belajarku memang masih sedikit. Sudah belajarnya sedikit, yang teringat pun hanya sedikit, bisa terbayangkah berapa soal yang dapat kukerjakan?

Anatomi bukan hanya soal menghafal.
Tapi bagaimana otakmu menalar semuanya.


Ya Allah, kapankah tiba saatnya aku bisa menebak jawaban dari penalaran terhadap ratusan nama anatomi?

Sep 18, 2014

Totalitas

Tet.
Bel dari kantor SL membuyarkan penjelasan dr. Heru, dokter spesialis jantung yg kali ini menjadi instruktur untuk skills lab EKG.

Bel tadi menandakan ruang skills lab akan ditutup.

"Yah kita udah 'diusir'," kata seseorang. Entah pernyataan gembira atau sedih krn harus mengakhiri skills lab ekg yg agak njlimet itu.

"Gini, kita beresin alatnya dulu, hqbis itu kita lanjut belajar baca di gazebo. Gimana?" Tanya dr. Heru. Belajar baca disini maksudnya belajar baca hasil ekg..

Mulanya penawaran itu hanya kami anggap basa-basi. Tapi ternyata, dr. Heru turun bersama kami menuju lantai 1 dan langsung antusias nyari tempat buat ngelanjutin penjelasannya yg sempet putus gara2 bel.

Dan.. kita akhirnya lesehan di depan SP4. Di antara gerombolan mahasiswa lain yang rapat, yg ngerjain ini itu, ada 1 kelompok mahasiswa yg anteng dengerin penjelasan dokter. Dan entah udah ditatap heran sama berapa pasang mata ngeliat kt tentiran sama dokter, padahal kita masih SL.

SL hari itu yg seharusnya selesai 15.25, jadi molor sampai 16.11 akibat totalitas seorang dokter spesialis jantung yg pengin mahasiswanya bisa baca ekg :"

Makasih banyak dok :")
Semoga masih banyak bertebaran dr. Heru lainnya di luar sana :")


_16sept2014_takjub

Sep 15, 2014

pada akhirnya..

Dari ustad Hilman Rosyad
Jika derita dan nestapa akan menjadi masa lalu pada akhirnya? mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa? Sedang ketegaran akan lesbih indah dikenang nantinya

Jika kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa tidak dinikmati saja? Sedang keluhan dan isak tangis tak akan mengubah apa-apa

Jika luka dan kecewa akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa? Sedang ketabahan, kesabaran dan keikhlasan adalah lebih utama

 Jika harta akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti ingin dimiliki sendiri saja?Sedang kedermawanan justeru akan melipat gandakannya.

Jika kepandaian akan menjadi masa lalu pd akhirnya, mengapa mesti membusung dada? Angkuh & bahkan berbuat kerusakan di dunia?Sedang dengan kepandaiannya manusia diminta mengelola dunia dan segala isinya agar adil sejahtera bagi umatNya.

Jika bahagia akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti sendiri saja dirasa? Sedang berbagi bahagia akan membuatnya lebih bermakna.

Jika hidup akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka?Sedang begitu banyak kebaikan bisa dicipta dan diperbuat


Jika pesan ini akan menjadi masa lalu pada akhirnya, mengapa mesti engkau nikmati sendiri saja?Sedang membagikannya pada sesama akan jauh lebih berpahala


Suatu hari, saat semua telah menjadi masa lalu aku ingin duduk di hamparan taman-taman surgawi. Bersamamu sahabat,  bersama orang-orang yg kita cintai, sambil saling bercerita dan bercengkrama mengenai apa yg telah kita lakukan di masa lalu yg indah hingga kita mendapatkan anugerah-keabadianNYA.


-forward dari kaksyay

Sep 12, 2014

Anat

Kalau memang kamu harus merasakan remedial anatomi, berarti, ada hal-hal yang Allah ingin ajarkan padamu. Percayalah ma, segala hal itu sudah ada ketetapannya. Tinta telah kering dan pena telah diangkat.
Ayo, belajar lagi.
Ayo, jangan bobok melulu.
Jangan marah sama Allah ma..
Jangan ngerasa rendah diri..
Anatomi itu kecil, Cuma secuil dari nilai blok, kalau orientasimu nilai sih.
Kalau orientasimu ilmu, anatomi itu juga kecil dibanding lautan ilmuNya Allah.
Allah Kuasa memampukanmu di bidang manapun yang dia kehendaki.. tinggal kamunya usaha aja, ma!
Dan lagi, mungkin ini peringatan Allah biar kamu ga kepingin jadi asisten anatomi lagi. Fokus Qur’annya. Fokus! Katanya mau selesai sebelum koas, Cuma segini usahanya?

***
Jangan dengki. Jangan iri sama karunia kecerdasan dan kemampuan yang Allah beri pada teman-temanmu yang lain.
Tiap orang sudah memiliki rezekinya masing-masing dan ga akan tertukar.
Kalau memang lulus bukan rezekimu, ya sudah. Ndak apa..
Ada banyak karunia yang sudah Allah hadiahkan padamu. Jangan Cuma gara-gara kena remed kamu jadi merasa Allah ga adil dan karunianya berbatas padamu.
Terlalu banyak nikmat yang belum kamu syukuri. Dan mungkin, masih banyak nikmat kelulusan yang Allah hadiahkan kemarin-kemarin, yang lupa kau syukuri.
Ya Allah.. jadikan aku hamba yang senantiasa bersyukur..
***
Tiap orang itu, Allah hadiahkan kemampuan berbeda.
Mungkin kamu merasa belajarmu sudah banyak, ibadahmu sudah seimbang. Tapi masih kena remed juga karena kealpaan waktu lagi responsi.

Gapapa ma.. Allah masih sayang sama kamu. Allah ngga pengin ngelulusin kamu Cuma dengan belajar secuil itu aja.. yang semangat kakak ^^

Ada yg tertahan.

Sejak Syaikhoh Syaima memberi nasehat soal "merasakan kata yg ingin diucapkan", alhamdulillah lidah ini semakin bs dikendalikan. Walau mungkin masih banyak ceplos sinis yg menyakiti banyak pihak :"

Ketika ada obrolan angkatan di group chat dan rasanya gatal sekali tangan ini ingin ikut2an, namun..
"Apakah kalimat ini baik atau tidak?"
"Apakah ini akan menyakitkan orang yg membaca?"
"Apakah ketikan ini akan mengobarkan api perdebatan?"
Biasanya jika sudah diberondong kalimat tanya begitu, apa yg ingin diketik tak jadi terketik. Padahal rasanya cuma pengen ikutan ngeledek aja.. tapi ya begitulah.

Sama dengan senyum.
Sama dengan kata.
Sama dengan ketikan.
Semua harua ditimbang karena di akhir nanti kt akan dimintai pertanggungjawaban atas segala hal..


Duh Rabb, bagaimana dengan lisan sinisku ini yg sering sekali luka banyak hati? Allahumaghfirlii.. :"

Sep 10, 2014

cinta (lagi)

Ada iri mengiringi senyum.
Kala melihat kebahagiaan mereka dapatkan apa yg diperjuangkan.

Yang dulunya juga kuperjuangkan.

Yang dulunya sangat ingin kudapatkan.

Tapi apa daya, hidup harus memilih.

Kata mbak iis, jadi hamba pilihan itu nggak mudah.

Pun ketika sudah mengorbankan semuanya.

Ya Allah, jadikan AlQuran penerang hatiku, penunjuk jalan hidupku.

Ya Allah jadikan kecintaanku pada alQuran menggantikan kecintaan apa2 yg pernah kucinta dan pernah kudambakan.



- 20140909
Pasca melihat senyum yg diterima -


Barakallah.. semoga kesibukan baru itu tak menyurutkan azzam untuk menghafal Quran.

jihad

Bisu.
Pesimis.
Rabb, sanggupkan aku menyelesaikan jihad ini.
Jihad melawan semua ketakutanku.
Ketakutan bicara.
Ketakutan melihat tindakan medis.
Darah.
Luka.
Kelemahan hafalanku.
Ya Allah, kalau aku tidak dikuatkan aku takkan sanggup hadapi ini.


9914 - ba'da cercaan tutor

Sep 6, 2014

LIKE

terkadang takut, bila mempublish kata-kata atau pun mengganti profile picture dengan sesuatu yang mengundang banyak jempol orang.

mulanya sumringah, sebab berarti kata/gambar nasehat tersebut banyak dilihat orang.
semakin banyak melihat, semakin luas nasehat tersebar, menjadikan yang punya jempol jadi insan yang lebih baik.
tapi kemudian takut.
ada tanya dalam diri yan menghantui.

kau ingin sekali terlihat baik ya sampai harus terus menerus mengganti status dengan kata-kata dan gambar nasehat?

Innalillahi wa inna ilaihi rooji'uun..

Sep 4, 2014

*smile*

Bagaimana seharusnya bersikap bila ada ikhwan yang biasa menunduk ketika berjalan, diam, dan tiba-tiba kini kau menemukannya berwajah tegak, dengan senyum menghiasi wajahnya mengarah padamu, walau mungkin bukan kau yang ingin disenyumi.

Haruskah dibalas dengan senyum manis?
Atau haruskah kau berpaling menunduk?
Atau pura-pura tidak melihat?

Aku tidak memilih ketiganya. Aku memang benar-benar tidak melihatnya sebagaimana seharusnya aku tidak melihatnya. Hanya saja, tadi sahabatku menyapa ikhwan yg biasanya diam itu. Dan kemudian sahabatku bilang, “ia tersenyum”. Aku berpaling, agar mataku tidak nakal mencari-cari senyumnya. Fuh, Alhamdulillah nggak jadi lihat.

Tapi kemudian aku jadi berpikir, bagaimana seharusnya akhwat bersikap ketika ada ikhwan yang melempar senyum?
                Ih senyumin balik aja, senyum persaudaraan.. ukhuwah..
Atau..
                Loh selama ngga ada rasa yaa biasa aja. Senyum senyum aja. Gitu aja kok pakai mikir..

Tapi..

Bagaimana jika senyummu yang seharusnya jadi senyum biasa di mata semua orang, tiba-tiba objek yang kau senyumi merasa terbang melayang?

Bagaimana jika saat kau tersenyum padanya, setan membumbui pikirannya dengan hal-hal manis dan membuatnya terlena?

Dan bagaimana jika saat kau melihat senyumnya, yang seharusnya jadi senyum biasa, tapi jadi sesuatu yang berbeda saat setan memanas-manasi hatimu.

Ya Allah.. aku takut..



5 september 2014, setelah melewati lorong tutorial.

Sep 1, 2014

pergi

meninggalkan yang dicinta demi mendapat cinta yang lebih besar.

Ya Allah bimbing aku.. ridhoi langkahku..

demi mahkota untuk ummi abi :''