Apr 30, 2014

Vial dan Ampul

Bismillah.
Bukan ingin menjelaskan apa itu vial atau ampul, hanya ingin sekedar berbagi sebuah kesyukuran :')

Setahun yang lalu, Januari 2013.
Mbah minta dibawa ke rumah sakit (lagi). Padahal kondisi tubuhnya sudah benar-benar drop pasca trakheostomi dan pihak rumah sakit sudah nyuruh bawa pulang saja. Tapi karena berkali-kali memaksa, akhirnya tengah malam itu, sekitar jam 12 malam, ambulans melaju menuju rumah sakit kanker di Jakarta. Jangan tanya bagaimana rasanya berada di dalam kendaraan yang nguing-nguing menerobos kesunyian malam. Jangan tanya bagaimana dag dig dug nya memegangi tubuh yang tak tenang..

Sampai di rumah sakit, mbah masuk ke UGD sebelum masuk ke kamar perawatan. Dan malam itu, aku harus bolak-balik UGD-kasir-apotek-UGD untuk mengantarkan resep dr UGD ke apotek, ngambil obat, terus kasih ke UGD lagi. UGD ada di lantai 1, apotek lantai 2. Betapa tidak efisiennya pelayanan. Dan akhirnya dini hari itu, saya menembus kesunyian rumah sakit, menaiki lift seorang diri. Panik. Sampai terlupa betapa bencinya dengan bau rumah sakit. Lupa dengan film-film horor berlatar rumah sakit. Padahal ketika itu ada beberapa bagian rumah sakit yang sudah digelapkan.

Aku belum paham waktu itu tentang kondisi kegawatdaruratan. Tapi entah si dokter berkali-kali memberi tambahan resep yang berarti aku juga harus bolak-balik ke kasir dan apotek. Malam itu sekitar 3-4 kali aku bolak-balik. Dan waktu kesekian kalinya aku ke apotek, nunggu agak lama, dan aku merhatiin resepnya juga (akhirnya) penuh dengan tulisan yang tak kupahami. Yang teringat jelas adalah kata-kata 'ampul' dan 'vial'. itu apa? tablet? cair? Sampai akhirnya aku iseng nulis di notes hp. Untuk kemudian dicari artinya di internet.

Sampai detik ini, belum pernah sekalipun asma nyari betul-betul arti ampul dan vial. Tapi, karena sekarang masuk field lab imunisasi, dimana berhubungan dengan vaksin yang ditempatkan di ampul dan vial, finally i know it.

Begitu mudahnya Allah menetapkan yang terbaik bagi kita. Begitu Maha Mengetahuinya Allah, memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan. Mungkin dididik jadi dokter dan bukan dididik jadi peneliti yang bergaul dengan struktur molekular kimia adalah yang terbaik bagi asma..

Terima kasih Yaa Allah atas segala karunia terindahmu :')


Apr 8, 2014

hidayah :')

Bismillahirrahmaanirrahiim
                Hari ini kelompok A-8 survey field lab ke Puskesmas Matesih. Sebenarnya dari kapuskesnya Cuma minta perwakilan 2 orang, tapi entah ide siapa, kita bersepakat untuk kesana sekelompok. Pertamanya ngga ikhlas gitu, misuh-misuh sepanjang jalan dan puskesmas. Mikirin UB lah, ini itu. Sampai akhirnya..
                Sampai akhirnya ada pemandangan mengharukan yang terjadi siang tadi. Jadi setelah koordinasi dengan instruktur, kami memutuskan untuk pulang. Kita udah masuk mobil, tinggal nunggu andika beli minum, ndelalahe dipanggil masuk lagi karena ternyata ada pasien yang pengin di imunisasi. Waaa alhamdulillah :’)
                Akhirnya kita lihatlah proses imunisasinya, dari awal sampai akhir. Benar-benar diajari step per step sama petugas kesehatannya. Jadi tadi yang dateng itu capeng alias calon pengantin wanita yang pengin diimunisasi TT, Tetanus Toxoplasm. Walaupun udah baca literatur kalo TT dikasih 5 kali, tapi ga begitu ngeh banget urgensinya. Ya cukup tau kalau TT itu dikasih ke WUS, terus udah itu ilmu berlalu gitu aja. Sampai tadi si ibu petugas kesehatannya nawarin, ‘ini bu dokter kalau mau diimunisasi TT sekalian bisa looh, saya yakin kalian udah mens semua. Ga harus nunggu mau nikah, dari sekarang aja. Nanti kalau mau nikah malah udah selesai imunisasinya malah enak’. Terus tawaran si ibu mengundang gelak tawa 1 kelompok. Haha sambil menyelam minum air gitu ya bu, sekalian field lab sekalian imunisasi, hahaha.
                pemandangan mengharukannya itu terjadi ketika ada pasien ketiga, seorang bu guru yang datang untuk TT II dan beliau pakai kerudung. Pas mau disuntik, 4 anak laki-laki langsung balik badan semua. Padahal bu guru yang pakai jilbab, pun ibu petugas kesehatannya, pun kami teman-teman perempuan; ngga ada yang nyuruh mereka ber4 buat balik badan biar ga ngeliat proses suntiknya. Ahya fyi, suntik TT itu dilakukan di lengan kiri atas intramuskular, jadi yaa memang harus ngegulung lengan. Dan fyi lagi, 4 laki-laki itu terdiri dari 2 muslim, 1 budha, 1 kristen. Dan melihat kekompakkan mereka ber4 balik badan, menghargai si bu guru, itu pemandangan yang mengharukan buat saya. Akhirnya ibu petugas kesehatan mempersilakan mereka ber4 buat keluar ruangan. Kalo inget pose mereka kompakan balik badan itu kaya anak2 kecil yang lagi dihukum hehehe.

                Rasanya bahagia ketika melihat mereka menghargai keyakinan kita. Ya Allah, karuniakan mereka hidayahMu, agar mereka bisa merasakan manisnya hidup dalam naungan Qur’an dan SunnahMu.. aamiin