Jan 21, 2017

Di Waktu yang Allah Tetapkan..

Oleh: Asma Azizah


Surakarta, 20 Januari 2017


Kita akan ujian di waktu terbaik yang Allah tetapkan untuk kita.
Kata-kata yang tidak solutif, tapi setidaknya, mengucapkan kalimat itu berulang-ulang bisa menenangkan resah diri.

Ya, aku berada di injury time dimana aku harus segera melaksanakan seminar hasil skripsi.
Beberapa waktu lalu, teman-teman sudah mulai memberi tahu tanggal ujian skripsi. Sementara aku ketar ketir di kamar menyelesaikan pembahasanku.
Rasanya aku seperti berlari kencang sekali untuk mengejar segala ketertinggalan.

Pernah tiba masanya, aku mual sekali.
Rasanya penelitianku seperti benang kusut entah dimana ujungnya.
Rasanya tungkaiku tak cukup kuat, tubuhku tak cukup tegar untuk berlari mengejar semua.
Rasanya semua terlalu jauh untuk dikejar.

Aku pernah merasa sangat putus asa,
Aku pernah merasa sangat benci melihat target-target ujian skripsi yang kubuat.
Hingga saking bencinya, kuhapus bersih-bersih semua target itu.
Pasrah.

Dan lagi-lagi mengulang kalimat,
Allah akan memberiku waktu ujian yang terbaik untukku.

Aku menghela napas panjang, untuk coba berlari lagi.

Pembahasan akhirnya kukejar dari pagi – siang. Kemudian segera kukirim ke dosen.
Tidak berapa lama, dosbing utama minta untuk segera menghadap dengan membawa berkas persyaratan ujian lengkap untuk ditanda tangan.

Tiba-tiba aku sudah dapat tanggal
Sudah dapat tanda tangan

Dan satu hari setelahnya,
Alhamdulillah semua berkas lengkap

Hanya saja, tiba-tiba pula tanggal ujianku harus berganti
Detik ini pun, tanggal itu belum kunjung fix.

Ada sejuta khawatir.
Dari mulai tanggal, naskah skripsi, publikasi, dan bayangan akan suasana ujian nantinya.

Ada takut. cemas. Dan kecewa dengan diriku sendiri.

Namun lagi-lagi aku harus menenangkan hati, dan kali ini ikut menenangkan rekan-rekan juga.
Mereka yang tiba-tiba harus berganti tanggal, yang tiba-tiba ada kendala di naskah, dan lainnyaa

Kuyakinkan mereka:
Allah akan memberi kita tanggal ujian di waktu terbaik yang Ia tetapkan.

Pena telah diangkat, tinta telah kering.
Semua tinggal bagaimana kita menjemput karuniaNya dengan semaksimal mungkin.
Semua tinggal soal menjemput bahagia dengan memaksimalkan ketaatan.


Wallahu a’lam bish showab

Kita Tak Pernah Sendiri

Oleh: Asma Azizah


Surakarta, 10 Januari 2017

Hari ini aku bangun dengan  banyak kekhawatiran. Khawatir dengan kenyataan bahwa aku harus melakukan seminar hasil skripsi sebelum tanggal 31 Januari 2017. Bila meleset, tak main-main, ancamannya bayar uang kuliah lagi yang tidak sedikit.

Apalagi mengingat penelitianku yang tiba-tiba jadi seperti benang kusut. Menjadikan mimpiku berpekan-pekan tentang isi penelitian.

Buntu rasanya.

Ditambah dengan hari ini, kawan-kawan baikku mengadakan seminar hasil. Makin khawatir.

Tapi masya Allah.. Allah menghiburku yang sedang penuh kekhawatiran ini dengan banyak cara yang tak pernah kusangka.

Pertama, selepas "menonton" seminar hasil kawan baikku, pembimbing memanggilku dan menanyakan progress. Menjembatani aku untuk bertanya dengan dokter pakar bidang skripsiku.

Alhamdulillah, pencerahan. Walau sebakdanya, aku dirudung rasa sedih, lemas, dan kecewa pada diriku sendiri. Semua teman sudah siap belajar kompre, sementara aku masih disini, tertinggal disini.

Tiba-tiba kawan baikku yang lain mengingatkanku: bersyukur asma, punya dosen pembimbing yang luar biasa care. Yang mau terjun bantu langsung penelitianmu.

Aku tersentak. Ya, bersyukur. Setidaknya, disyukuri dulu nikmat Allah yang ini. Syukurku hadir, walau ada berat disana.

Siang itu, tiba-tiba ada beberapa kawan kelompokku yang mengirim pesan line: semangat asma. Allah akan memudahkan semuanya insya Allah.
Atau, semangat asma, ngga boleh down lama2

Aku tersenyum haru. Padahal jarang sekali kirim pesan line dengan mereka.

Hari beranjak sore, aku mulai berkutat lagi dengan penelitianku. Stagnan lagi, lemas lagi. Tiba-tiba, kawan baikku yang lain datang ke kosku. Dengan senyum ceria memberikan sebungkus biskuit coklat: semangat asma.. katanya.

Malam ini, aku menginap di kos teman baikku. Dan aku terkejut, melihat namaku terpampang jelas di prakata sebagai ucapan terima kasih 😭😭😭.

Padahal selama ini, aku yang sering merepotkannya, aku yang sering bertanya ini dan itu. Aku yang penuh khilaf :".

Tapi, lagi-lagi, Allah memang yang paling tahu bagaimana menghibur hambaNya.

Lewat semangat dari teman2, lewat lembar prakata skripsi ini.

Ya, sejatinya kita tak pernah benar-benar sendiri. Ada keluarga, teman-teman. Atau paling tidak, kalau tidak dibersamai secara fisik, percayalah akan selalu ada doa2 mereka yang menemani. Dan percayalah, kita tak pernah benar-benar sendiri, ada Allah, ada malaikat2Nya yang lebih dekat dari vena jugularis kita.

Fa bi ayyi aalaa i Robbikumaa tukadzdzibaan?

Ya Allah jadikan kami hamba yang senantiasa bersyukur..                        

Jan 15, 2017

kamu dimana

Kalau aksi bela ummat kamu ngga ikut, aksi bela masyarakat kamu ngga turun, trus kamu ada dimana? 

Jan 11, 2017

c i n t a

Mata airnya adalah niat baik dari hati yang tulus.
Alirannya adalah kerja yang terus menerus.



Salim A Fillah