Jan 21, 2017

Kita Tak Pernah Sendiri

Oleh: Asma Azizah


Surakarta, 10 Januari 2017

Hari ini aku bangun dengan  banyak kekhawatiran. Khawatir dengan kenyataan bahwa aku harus melakukan seminar hasil skripsi sebelum tanggal 31 Januari 2017. Bila meleset, tak main-main, ancamannya bayar uang kuliah lagi yang tidak sedikit.

Apalagi mengingat penelitianku yang tiba-tiba jadi seperti benang kusut. Menjadikan mimpiku berpekan-pekan tentang isi penelitian.

Buntu rasanya.

Ditambah dengan hari ini, kawan-kawan baikku mengadakan seminar hasil. Makin khawatir.

Tapi masya Allah.. Allah menghiburku yang sedang penuh kekhawatiran ini dengan banyak cara yang tak pernah kusangka.

Pertama, selepas "menonton" seminar hasil kawan baikku, pembimbing memanggilku dan menanyakan progress. Menjembatani aku untuk bertanya dengan dokter pakar bidang skripsiku.

Alhamdulillah, pencerahan. Walau sebakdanya, aku dirudung rasa sedih, lemas, dan kecewa pada diriku sendiri. Semua teman sudah siap belajar kompre, sementara aku masih disini, tertinggal disini.

Tiba-tiba kawan baikku yang lain mengingatkanku: bersyukur asma, punya dosen pembimbing yang luar biasa care. Yang mau terjun bantu langsung penelitianmu.

Aku tersentak. Ya, bersyukur. Setidaknya, disyukuri dulu nikmat Allah yang ini. Syukurku hadir, walau ada berat disana.

Siang itu, tiba-tiba ada beberapa kawan kelompokku yang mengirim pesan line: semangat asma. Allah akan memudahkan semuanya insya Allah.
Atau, semangat asma, ngga boleh down lama2

Aku tersenyum haru. Padahal jarang sekali kirim pesan line dengan mereka.

Hari beranjak sore, aku mulai berkutat lagi dengan penelitianku. Stagnan lagi, lemas lagi. Tiba-tiba, kawan baikku yang lain datang ke kosku. Dengan senyum ceria memberikan sebungkus biskuit coklat: semangat asma.. katanya.

Malam ini, aku menginap di kos teman baikku. Dan aku terkejut, melihat namaku terpampang jelas di prakata sebagai ucapan terima kasih 😭😭😭.

Padahal selama ini, aku yang sering merepotkannya, aku yang sering bertanya ini dan itu. Aku yang penuh khilaf :".

Tapi, lagi-lagi, Allah memang yang paling tahu bagaimana menghibur hambaNya.

Lewat semangat dari teman2, lewat lembar prakata skripsi ini.

Ya, sejatinya kita tak pernah benar-benar sendiri. Ada keluarga, teman-teman. Atau paling tidak, kalau tidak dibersamai secara fisik, percayalah akan selalu ada doa2 mereka yang menemani. Dan percayalah, kita tak pernah benar-benar sendiri, ada Allah, ada malaikat2Nya yang lebih dekat dari vena jugularis kita.

Fa bi ayyi aalaa i Robbikumaa tukadzdzibaan?

Ya Allah jadikan kami hamba yang senantiasa bersyukur..                        

No comments: