Mar 29, 2016

Tentang pelajaran hidup bernama baktinusa (1)

Bismillaahirrahmaanirraahiim
Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang

Teringat saat pertama kali melihat namaku masuk ke 24 calon penerima manfaat bakti nusa UNS. Waktu itu aku sedang ada di puncak lelah, seharian di NH dari sholat gerhana sampai khataman malamnya. Beberapa orang yang kutemui hari itu menanyakan pengumuman BA yang akhirnya kujawab dengan senyum: aku saja tak tahu kalau hari ini pengumumannya. Maka ketika malamnya Manajer BA UNS, Mas Krisna, pm via WA, aku yang malah bingung. Setengah tak percaya, tapi.. Alhamdulillaah wa syukurillah.. berita itu kemudian hilang ditelan kesibukan.

Sebakdanya acara khataman 3 hari itu, aku kembali memikirkan bakti nusa. Aku membuka file yang kukirim. Membaca tiap detail form pendaftaran, esai, sampai proposal hidup. Kemudian tertegun. Allahu Robbi, apa yang mereka lihat dariku? Cv hidupku biasa, tidak berlimpah prestasi apalagi jabatan organisasi. Esaiku juga sangat sederhana, lebih mirip curhatan kalau boleh kubilang. Dan proposal hidup yang kuyakin, teman-teman lain lebih baik dan wellprepared dalam membuatnya.

Tapi Allah melalui baktinusa memberiku kesempatan untuk belajar di satu agenda yang bernama Seleksi 2 Bakti Nusa. Bismillah.. mari kita belajar..

Cerita selanjutnya adalah tentang perjuangan mengerjakan penugasan bakti nusa. Dari mulai pusing saat diminta ganti foto profile picture semua akun media sosial. Bukan apa-apa, tapi karena aku mencoba memegang prinsip untuk tidak pajang foto sama sekali. Akhirnya dicari foto paling gelap dan paling samar senyumnya. Susah. Karena fotoku tak banyak.

Belum lagi tentang esai yang menuntut untuk membuka mata dengan realita pasar tradisional. Tentang esai ini, aku memang menunda membuatnya. Kupikir, video butuh waktu lebih lama. Hingga akhirnya sampai pada waktu-waktu kritis. Alhamdulillah H-1 deadline, Allah beri petunjuk melalui buku Api Sejarah yang dibacakan saat lingkaran teras surga berlangsung. Akhirnya bisa memulai esai juga dengan inspirasi dari Api Sejarah.

Lain esai lain video. Dari awal aku berprinsip aku tidak ingin banyak suara dan banyak potret diriku. Walau dikeberjalannya susah sekali mempertahankan prinsip ini. Sempat take video beberapa kali, berusaha minta tolong  kesana kemari. Sampai akhirnya.. Alhamdulillah video itu jadi dengan editing sendiri. Dan sesuai dengan keinginanku. Biar, biar saja tulisan itu yang menceritakan diriku. Aku tak menyesal sudah berbeda dan mungkin, agak nyeleneh dengan penugasan yang diminta. (maafkan aku baktinusa, beginilah aku..)

Akhirnya sampai juga ke detik-detik menjelang FGD dan wawancara. Waktunya bertepatan dengan agenda camping Qur’an di NH dimana aku jadi panitia dan juga musyrifahnya. Rasanya lelah badan dan pikiran. Memikirkan semua hal. Ummi abi, skripsi yang tak kunjung keluar pengumuman validasinya, IQ yang jumatnya raker dilanjut CQ. Benar-benar terasa dikuras. Belum lagi menghadapi perasaan minder yang luar biasa. Hari H itu, aku sempat ragu, di detik-detik terakhir itu aku masih berpikir apa ngga usah berangkat aja ya…. tapi biidznillah, kuputuskan berangkat. Dan aku memilih berjalan kaki. Agar semua rasa bisa menguap. Agar hormone endorphinku keluar dan merilekskan semua keruh yang ada.


Singkat cerita, FGD dan wawancara telah selesai. Walaupun FGDku tak mulus, maksudku, seperti biasa, bila aku tidak wellprepared untuk diskusi, aku takkan bisa menyampaikan sesuatu dengan fasih. Dan walaupun wawancaraku begitu adanya.. tapi rasanya lega, alhamdulillah. sekarang waktunya tawakkal..

No comments: