Ini tentang rindu seorang anak
yang makin menjadi kala mendengar senandung ukhuwah:
Sahabat, tibalah masanya..
Bersua.. pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan robithoh pengikatnya
Jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua di surga
(Senandung Ukhuwah –
SYGMA)
Bahasanya sederhana, temanya
klasik: tentang perpisahan, tapi pesan yang dibawa syahdu sekali: jadikan
robithoh pengikat, jadikan doa ekspresi rindu. Dengan harapan di ujung nasyid:
semoga kita bersua di syurga.
Begitu seringnya mendengar
senandung ukhuwah ini, tapi baru sekarang benar-benar meresapinya.
Tak perlu teriak untuk bilang
rindu.
Tak perlu merengek minta ditengok
kawanmu nun jauh di sana.
Tak perlu ngambek karena kau tak
pernah dikirim hadiah apapun oleh mereka.
Tak perlu iri melihatnya bisa
main kesana kemari tapi tak bisa main ke daerahmu.
Diam saja. Biarkan robithoh dan
doa yang jadi pengikat, moga dengannya Allah pertemukan kembali di satu
kebahagiaan abadi, di Jannatal Firdaus. Moga dengannya, semakin kuat ikatan
persahabatanmu dengannya. Doa, senjata kaum beriman kan? Maka jadikan ia
sebenar senjata. Senjata yg siap diangkat ketika rindu membucah. Yang siap dikeluarkan
ketika memori masa lalu dengannya kembali menyapa.
Doa. Dan dalam diam.
No comments:
Post a Comment