Dan masa pun silih berganti
Ukhuwah, dan amanah tertunaikan
Berpeluh suka dan duka
Kita jalani semua
Semata-mata harapkan ridhoNya
Sahabat, tibalah masanya..
Bersua.. pasti ada berpisah
Bila nanti kita jauh berpisah
Jadikan robithoh pengikatnya
Jadikan doa ekspresi rindu
Semoga kita bersua di surga
(Senandung Ukhuwah –
SYGMA)
Nasyid ini pertama kali
diperkenalkan maulida. Teman sebelah kamar sekaligus teman duduk di rihlah
terakhir kami sebagai santri arroyyan. Berdekat dengannya, membuatku ingat
tentang amanah yg pernah kami emban bersama, di arroyyan, di biro fk. Dan kini,
hampir tuntas kedua amanah itu. Kita harus berpisah untuk menunaikan amanah lainnya.
Amanah, ukhuwah, perpisahan.
Ya, akan tiba saatnya kita
berpisah. Bukan berpisah lembaga lagi, tapi mungkin berpisah domisili.
Namun, ada 1 perpisahan penting
yang harus kita siapkan dari sekarang.
Perpisahan yang pasti akan
datang, perpisahan ruh dan jasad kita.
Perpisahan yang hidup dengan yang
mati.
Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari kiamat
sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. (Ali Imran : 185)
Tentang perpisahan yang pasti
kita temui itu, sudah sejauh manakah persiapan kita?
Apakah persiapannya sudah
seserius saat kita akan mengadakan satu acara besar? Apakah evaluasi kehidupan
kita sudah sedetail evaluasi rapat besar?
Padahal hidup kita memiliki
deadline berakhir yang pasti. Walau kepastian waktunya hanya diketahui Yang
Maha Mengetahui.
“Orang mukmin yang paling utama
adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang mukmin yang paling cerdas adalah
orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling bagus persiapannya untuk
menghadapi kematian. Mereka semua adalah orang-orang cerdas (yang sesungguhnya,
pent).” (Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, dan dinyatakan SHOHIH oleh syaikh
Al-Albani rahimahullah di dalam Irwa’ul Gholiil no.682. Sedangkan di dalam
Silsilatu Al-Ahaadiits Ash-Shohihah no.1384 beliau menilai hadits ini
derajatnya HASAN dengan semua jalan periwayatannya).
Mari berlomba untuk jadi yang
paling cerdas.
Bukan hanya ia yang siap
menghadapi ujian karena planning belajar yg sangat matang.
Tapi juga ia yang ketika sampai waktunya
berakhir, ia berani mengatakan dengan sepenuh iman: aku siap kembali padaMu
Rabb..
No comments:
Post a Comment