Dec 22, 2013

syukurku :')

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Tak terasa sudah di penghujung 2013. Tahun ini, banyak sekali kisah yang terjadi, ternyata. Selama ini selalu berkutat di perkuliahan; tutorial, response, praktikum, ujian dan lainnya. Pas sadar, eh baru berapa bulan looh, tapi kenapa rasanya kaya udah lamaaa banget menghadapi itu .__
Sedikit mundur ke belakang, ke masa-masa kelas 3 yang ternyata belum setahun berlalu. Dari mulai perjuangan menolak dokter, susah payahnya ikut tes beasiswa jepang di berbagai lembaga, sampai ke masa-masa belajar mandiri di gunung karang dulu. Yang terakhir ini yang paling dirindukan :’)
Ketika teman-teman yang lain sibuk bimbel, aku memilih untuk bertahan di asrama, mengerahkan segenap kemampuan untuk melahap soal-soal sbmptn, STIS, sampai monbusho. Di bulan april sampai awal mei masih sibuk ngabisin buku soal STIS, karena tgl 4 Mei ada tes STIS. Baru lepas itu fokus ke soal monbusho. Jika Allah tak menggerakan hatiku, manalah bisa aku menyelesaikan soal-soal monbusho itu. Jika Allah tak gerakan hati teman-teman sgf, manalah mau mereka mengajariku. Dan kekuatan-kekuatan itu kalau dipikir sekarang, Masya Allah.. luar biasanya Allah. Betapa mudahnya Allah untuk membuatku malah belajar soal monbusho, bukan soal SBMPTN. Padahal waktu itu belum ada kepastian tempat kuliah karena masih menanti pengumuman SNMPTN. Sementara teman-teman yg lain di tempat bimbel belajar soal sbmptn, Allah malah menggerakkanku untuk belajar soal monbusho. Tak ada kekhawatiran masalah tempat kuliah, aku hanya yakin Allah pasti tunjukkan yang terbaik. Dan ketika itu yang terpikir hanya jepang jepang jepang.
Hingga hari pengumuman snmptn saja aku tak tahu pastinya. Waktu itu hari senin, tanggal 27 mei 2013. Aku masih tes tulis untuk beasiswa mitsui bersama sekitar 200 anak lainnya di UNSADA Jakarta. Pengumuman snmptn dijadwalkan tanggal 29 mei dan aku sama sekali tak memikirkan itu. Pas siang selesai tes mitsui, ada sms masuk isinya kalau pengumuman snmptn dimajukan jd hari itu jam 4. Pertamanya biasa aja, tapi entah sepanjang jalan menuju rumah malah makin dag dig dug. Pas udah sampai rumah, akhirnya malah mandi dulu, solat dulu, intinya ngapa2in dulu lah. sampai udah dekat maghrib, waktu itu udah banyak sms masuk, sm ada miscall dan telpon juga dr sahabat-sahabat lain.
Pas mau login, berkali2 gabisa. Lupa usernamenya, soalnya softcopy kartu snmptnku kan kehapus. Yaudahlah. Akhirnya pasrah. Udah ga peduli lagi. Ah paling ga keterima.. kedokteran pula.. akhirnya kututup laman snmptn, terus buka fb twitter, udah heboh banget disana. Kelihatannya anak SGF banyak yg dapet, Alhamdulillah.. sampai chatting sm temen, ada 6 chattingnya kalo gasalah hari itu. Ramai, heboh. Sampai pas chatting itu, tiba-tiba seorang sahabat malah mengucapkan selamat. Heee? Masa?! Terus ngeliat status Bu Tia, dan aih, Alhamdulillah. Semua rasa campur jadi satu, Alhamdulillah..
Tapi tetap, karena masih ngejar monbusho, akhirnya setelah pengumuman snmptn, aku masih balik ke CM. Ingat betul hari itu hari minggu pagi, aku janjian sama khaulah di depan tangcity buat naik bis ke CM. Dan pagi itu juga, aku dapat pengumuman hasil mitsui, aku khaulah dll ga lulus. Ah yasudahlah yaa masih ada monbu, jadi ga terlalu kecewa.. dan pas di bis, tiba2 khaulah nyodorin hadiah dari entah siapa, dibungkus kertas putih dan ada buletan merah di tengah, kaya bendera jepang :' isinya buku laa tahzan for students. Siapapun itu yang ngasih, moga  Allah balas kebaikanmu, dan mengizinkan kita bersama menapak kaki di tanah sakura suatu hari nanti :’)
Sampai di CM, langsung pelukan sama esti ina.. Bepe yang sebelumnya juga di CM, jd pulang ke rumah krn Alhamdulillah diterima di farmasi UGM. Dan bersama ketiga anak itu, suka duka dirasa. Dari mulai emosi yang campur aduk jadi satu, tangisan, tawa, ledekan, semuanya. Aku belajar banyak hal di masa ini. Belajar mensyukuri kondisi diri, belajar memahami beban mental sahabat2ku, belajar untuk tetap menggapai mimpi. Hingga akhirnya aku yang tak sabar dengan proses belajar itu, di suatu siang di hari selasa, di tengah hujan deras, aku malah memilih untuk pulang ke rumah. Meninggalkan esti, ina, dan khaulah. Maafkan aku yaa teman :’(
Tapi sungguh, masa2 itu meninggalkan banyak sekali kenangan indah..


malas ke dapur, akhirnya bikin mi-bihun dicampur2 di rice cooker
iseng nunggu mi jumbo jadi, numpuk2 saos dan kecap d:
sore yang indaaah banget, sayang kameranya ga terlalu bagus. ini moto dr jendela kamar


gambar kiriman esti, bikin pengen sp :''



Hingga suatu hari pasca cap 3 jari ijazah, suatu sore di bulan juli. Hari itu pengumuman seleksi berkas monbusho, dan entah kenapa penasaran banget pengen tahu, seburuk apapun itu. Sampai terpaksa buka tab anis di bis, dan, aku ga masuk.. waktu itu rasanya.. rasanya mimpi2ku ke jepang terbang bersama angin kencang.
Sudahlah, tak ada yang patut dicela. Semua kehendak ini pasti kehendak terbaiknya Allah. Dan masa-masa mengerjakan soal monbusho, kutahu juga sudah merupakan kehendak terbaikNya. Allah menghendaki aku diterima di snmptn, dan Ia menjadikanku tidak mempersiapkan sbmptn, karena Alhamdulillah pada akhirnya aku berhasil menahan diri untuk tidak ikut sbmptn. Allah biarkan aku mengenal soal monbusho, untuk menyadari betapa untuk lolos ke jepang itu ga gampang..
Awal mulai kuliah, ingin sekali berkata ‘aku ingin pindah atau aku ingin keluar atau aku sudah tak kuat’. Seringkali mimpi-mimpi masuk itb dan mimpi sekolah di jepang datang lagi. Apalagi kalau lagi tutorial dan kalah bicara sama yang lain, rasanya ingin nangis. Terus kalau lagi gabisa ini dan itu, langsung terngiang seharusnya aku ga disini.. Astaghfirullahal’adziim, Allahummaghfirlii..
Dan ketika tersadar sekarang, perasaan-perasaan itu sudah Allah hilangkan. Masuk ke blok biomol, metabol, diajar dr sari, dr afi, dr ida, dr kusumadewi dll. Belajar buat UB, latihan OSCE, semakin menyadari bahwa ini semua adalah jalan terbaik yang sudah Allah pilihkan untukku..
Sama seperti awal2 di pesmi arroyyan dulu, ga betah. Ga suka ini itu. Piket sini sana. Rasanya pengin pindah ke kos biasa, bebas ngatur ini itu. Piketnya ga hectic. Dan pada akhirnya sekarang, aku menyadari bahwa tinggal di pesmi adalah suatu anugerah yang sudah sepantasnya disyukuri. Sholat bersebelahan dengan para hafidzhoh, diajar oleh para hafidz, berkumpul dengan orang2 yang insyaAllah ingin baik dan ingin selalu ada di jalan kebaikan menuju ridhoNya; rasa2nya, kurang apalagi?
Ya, manusia memilih. Memilih untuk mengerjakan atau tidak mengerjakan suatu hal. aku memilih ngerjain monbusho, walau akhirnya aku tidak dipilih untuk ikut tes tulisnya. Aku memilih untuk bertahan, ketika aku bisa saja memilih untuk mengunci diri, membolos kuliah atau ujian. Aku memilih untuk tidak masuk organisasi ini itu. Ya, semua itu pilihan, tapi ketahuilah, pilihan itu dibuat bukan karena kemampuan kita sebagai manusia. Tapi karena Allah yang sudah mengaturnya. Allah yang menjadikan kita mampu memilih ini atau menolak itu, dengan segala resikonya, tentu.  Allah yang member kemampuan itu. Kemampuan untuk ‘memilih bertahan dalam duka’. Kemampuan untuk ‘memilih bersyukur ketika suka’. Masya Allah..

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?


Terima kasih ya Allah, terimakasih atas semua kehendak indahmu. Terima kasih atas karunia saudara2 pengganti keluargaku nunjauh di Tangerang sana. Terima kasih yaAllah atas semua ketetapanMu. Dan jadikanlah kami orang-orang yang senantiasa bersyukur :’)

2 comments:

natasya hayatillah said...

utii :') Subhanallah bagus tulisannya.. uti mau uas ya? semangat uasnya ya ti :D, oh iya minta doa untuk aska ya ti :))

Asma Azizah said...

alhamdulillah waktu ana ngepost ini, ujian2 nya udah selesai.. terimakasih semangatnya nana :') iyaa saling mendoakan yaa moga Allah mudahkan kita semua dlm sgl urusan