Suatu siang di sebuah rumah sakit
daerah di Boyolali, ada tiga ibu muda berjejer di bed kamar bersalin. Ketiganya
adalah para sekundigravida (hamil kedua). Umur mereka sama. anak pertama mereka
umurnya berdekatan. Dan mereka saling mengenal satu sama lain sebagai tetangga,
sehingga suasana kamar bersalin siang itu penuh dengan obrolan mereka.
Ketiga pasien itu adalah pasien
hamil postdate. Artinya, hamilnya sudah melewati HPL (hari perkiraan lahir).
Atas indikasi itu, ketiganya dimintai persetujuan untuk dilakukan induksi
persalinan. Namun sang ibu 2 menolak induksi sementara ibu 1 3 diinduksi.
Qodarullah, pasien kedua ini;
malah melahirkan duluan. Diizinkan Allah untuk lega duluan dan bisa makan malam
dengan tenang sementara teman di kanan-kirinya masih ketar ketir menunggu
persalinan.
Tengah malam, pasien ketiga
pembukaannya lengkap. Dan akhirnya menyusul rekannya untuk dipindah ke bangsal
perawatan.
Tersisa ibu pertama,yang walaupun
sudah diinduksi, tapi tak ada kemajuan persalinan yang berarti. Hingga akhirnya, dokter memutuskan
untuk melahirkan bayi si ibu dengan seksio caesarea.
Ternyata, untuk segala awal yang (tadinya)
dibuat sama; jalannya tetap bisa berakhir berbeda.
Ternyata, untuk segala sesuatu
yang akhirnya kelihatannya sama (sama-sama baru punya bayi kedua), ada proses
berbeda yang tentu tak semua orang perlu diberi tahu.
Ada banyak perbedaan di dunia
ini, berjuta warna dan cerita, yang diatur sedemikian rupa oleh Allah Subhanahu
wa Ta’ala, Rabb Semesta Alam yang Maha Sempurna, Maha Berdiri Sendiri.
Ada banyak hikmah yang Allah
titip; yakni betapa tak semua penantian harus berakhir sebagaimana yang kita
harapkan. Juga bagaimana agar menjadi hamba yang tetap bersyukur, dengan akhir
cerita apapun yang Allah berikan pada kita.
Semoga kita selalu menjadi hamba
yang penuh syukur, yang bisa memetik banyak hikmah.
Selesai ditulis di ponek 1 RSDM
pada 6.00 PM / 17 Agustus 2017
Asma Azizah
No comments:
Post a Comment