Mar 10, 2017

Dok

Mendengar percakapan mereka tentang suatu tindakan, membuatku diam sejenak ingin tahu.

Tapi kemudian ada suara dari dalam yang membentak
"Urus saja urusanmu sendiri!"

Kutinggalkan juga akhirnya walau ada banyak tanya yang menggantung. Aku ngeloyor masuk kamar mandi, meninggalkan percakapan teh Fitria, mas farchan, dan mbak2 koas lainnya.

Jadi ceritanya, dini hari ini ada yg kejang dan sedikit sesak napas. Tp alhamdulillah sudah tertangani, si adek dikelilingi mbak2 dokter muda.

Aku? Aku baru bangun ketika sudah clear masalahnya.

Ingin sekali kepo. Tapi akhirnya, itulah. Batinku berteriak begitu.

Kemudian, selama tilawah pasca kejadian itu. Rasanya terngiang2 salah satu opsi jawaban soal ujian kedaruratan kemarin: menolong sesuai kompetensi.

Dan rasanya ingin menangis dan semakin tertampar2.

Kompetensi.
3 tahun kuliah di kedokteran, kamu sudah bisa apa?

3 tahun kuliah disini, sudahkah lurus niatmu?

Dan tiba2, terputar satu memori yg sudah lama sekali mengendap.

Memori tentang ujian psikotest kelas 3 SMA. Yg hasilnya mengarahkan kalau dokter adalah profesi pilihan nomer 1.

Pagi ini, Allah mengingatkanku kembali. Bahwa sesungguhnya hasil ujian itu jujur adanya. Selama ini aku selalu mengelak, bahwa hasil itu kurang valid, karena ia menempatkan mimpiku -ilmuwan- di urutan sekian setelah dokter.

Bahwa ternyata, rasa ingin bisa menolong dan mengobati itu sesungguhnya ada di dalam diri.

Hanya saja selama ini selalu tertutupi dengan ego. Menjadikan "bakti orangtua" sebagai pembenaran atas berbeloknya mimpi.

Pagi ini, dengan satu kejadian ini, Allah menitipkan berjuta hikmah.

Tentang keikhlasan.
Tentang kompetensi.
Tentang kesungguhan belajar demi bisa menolong sesama, karna kalau tak sungguh-sungguh, tak berkompeten, mau menolong dengan apa?
Tentang fokus untuk menyelesaikan urusan sendiri dulu sebelum membantu yang lain.


Dan boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal itu baik bagimu.
Dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah Mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (Al Baqoroh: 216)

12.57 AM
Masjid Nurul Huda, 26 Ramadhan 1437 H

No comments: