Ada begitu banyak kata untuk satu maksud yang sama.
Dokter dengan anamnesisnya.
Polisi dengan interogasinya.
Anamnesis dan interogasi punya makna yang sama. Sama-sama
ingin menggali. Sama-sama dibutuhkan untuk perkembangan kasus kedepannya.
Hanya saja, tiap kata sudah ada yang memilikinya. Sudah
berpasangan.
Kita tak bisa memasangkan anamnesis dengan polisi, begitu
juga interogasi dengan dokter. Seberapa sama dan dekat maknanya, kalau memang
bukan pasangannya, mau diapakan?
Begitu juga dirimu dan dirinya. Seberapa dekatpun, seberapa
mengenalpun, kalau memang bukan dirinya yang Ia pasangkan untukmu, bagaimana?
Kalau kata Ustadz Salim A. Fillah di salah satu ceramahnya..
Jangan kau kira cinta akan lahir dari keakraban yang lama
dan pendekatan yang tekun.
Tidak.
Cinta adalah anak dari kecocokan jiwa.
Dan selama kecocokan jiwa itu tiada, cinta takkan pernah
lahir dalam hitungan tahun bahkan milenia.
Sebab apa?
Al arwahu junudu mujannadah
Ruh-ruh itu seperti pasukan yang ada dalam kesatuan-kesatuan
Kalau mereka saling mengenal, maka mereka mudah untuk
sepakat.
Kalau mereka tidak saling mengenal, maka mereka gampang
untuk berselisih.
Pasukan itu mengenal satu sama lain pakai apa? pakai sandi.
Pakai kode.
Kalaupun tidak bertemu, hatta terhalang bukit. Tapi kalo
kodenya nyambung, maka mereka akan sepakat. Yang sama adalah, rumus jodoh itu
kalau kemudian sama-sama hati mereka tunduk pada Allah, mengenal Allah
subhanahu wa Ta’ala. Mengabdikan diri untuk Allah.
Agama itu cara memandang hidup. Cara memandang mati. Cara
memandang hidup sesudah mati. Cara memandang pencipta hidup dan mati. Cara
memandang pasangan, lingkungan, dan kesemua makhluk Allah subhanahu wa ta’ala.
Maka kesamaan dalam itu, kesejiwaan adalah jaminan kebaikan bagi pernikahan.
-
Sebakdanya kuliah Visum et Repertum dr. Nonod,
1:34 pm, 25 April 2016
No comments:
Post a Comment