Feb 2, 2014

Tafakur Jalan

Bismillahirrahmaanirrahiim..
Pekan ketiga di rumah, umi seperti tak ingin kehilangan momen dengan sulung putrinya yang sebentar lagi bakal hijrah ke solo. Benar saja, setelah kelamaan leyeh-leyeh selama 2 pekan, pekan ketiga ini umi ngajak ane jalan-jalan. Bukan ke mal apalagi tempat wisata, tapi benar-benar jalan-jalan.
Umi hobi banget sama yang namanya traveling, bahkan dengan mengandalkan motor saja. Pekan ketiga ini ana dibonceng umi silaturahmi ke bule umi yang tinggal di bogor, terus nyari jalan baru menuju gunungsindur (jalan baru: jalan alternatif selain jalan raya), sampai ke rumah tante maya di bekasi. Yap, semuanya pakai motor. Dan umi tidak pernah mengeluhkan apa pun tentang ini, emang dasarnya doyan jalan sih d:
Dan selama perjalanan kemana-mana itu, Allah hadirkan memori kelas 3 pada diri ana. Misal, waktu nyari jalan ke gunungsindur itu sempat lewat BSD, dan pas banget ngelewatin gedung tempat ana tes IELTS. Memandang gedung tinggi itu, rasa deg-degan waktu mau tes ielts hadir lagi. Betapa harapan, usaha, doa manusia takkan bisa menembus apa pun jika Allah tak kehendaki.
Kalau dipikir pakai logika, waktu itu ngga mungkin banget ikut tes ielts. Kalau keberanian itu tak dititipkan Allah di dada ini, mana pernah kali asma ngerasain yang namanya tes bahasa inggris berjuta-juta. Tapi yah, kun fa yakuun, dengan segala keterbatasan akhirnya ikut juga tes itu. Dan akhirnya ga kepake karena ane gagal seleksi pertama ILA. Terus ngga nyoba daftar tohoku juga, padahal bisa aja kali kalau mau daftar. Mengingat kata ‘ga lolos seleksi’ itu bikin hati ana berdesir-desir, yaAllah.. :’
Lanjut, selain memoar akan tes ielts, sepanjang perjalanan menuju gunungsindur itu ana juga teringat dengan Insan Cendekia. Betapa dulu pengin banget masuk sana, tapi akhirnya istikhoroh dapatnya di sekolah bawah kaki Gunung Karang, CMBBS. Senang masih dapat sekolah gratis, sekaligus sedih karna gabisa nurutin maunya umi. Tapi akhirnya, walaupun ga sekolah di insancendekia, dapat banyak kenalan yang jebolan sana adalah suatu anugerah. Alhamdulillah :’)
Beda lagi dengan perjalanan menuju stasiun senen yang ngelewatin Gelora Bung Karno. Langsung inget lomba yang diadain Kandel, inget juga waktu tes STIS. Pun teringat dengan pameran pendidikan yang pernah beberapa kali ane ikutin sejak smp di GBK. Saking pengennya ngerasain sekolah di luar negeri. Nyatanya, Allah lebih suka ane hijrah ke solo (dulu), wallahua’lam :’)

Maka sepanjang duduk di boncengan umi, ane lebih banyak diam. Sambil harap-harap cemas dalam hati, sambil berdoa juga: yaAllah, kalau memang jalan asma jadi dokter, tolong dimudahkan. Tapi kalau ternyata bukan, tolong tunjukkan yang lebih baik..(psst.. ini bukan galau loh, hanya doa saja (: )
Makasih banyak umiku sayang, yang udah nganterin asma kemana pun asma mau pergi. Yang udah nemenin asma tes di berbagai tempat. Makasih banyak mi, udah mendukung segala mimpi-mimpi, sekalipun itu konyol dan ga logis, makasih banyak. Bersyukur luar biasa, Allah titipkan asma di dunia pada seorang malaikat tanpa sayap, ummi Irma. Alhamdulillah. YaAllah, hadirkan syurgaMu untuk superwoman yang satu ini :') aamiin

No comments: