Apr 21, 2018

Kita dicipta...

Kita dicipta dengan lemah, keluh dan mudah retak. Setiap jiwa pasti merasa lelah dan lemah ketika penuh aktivitas. Setiap jiwa pasti merasa sakit ketika didzalimi. Jiwa merasa kecewa saat tak tercapai apa yg dicita. Terus begitu, saat segala tak sesuai yg diharapkan oleh jiwa.

Sungguh tak mengapa. Tak mungkin hilang dari jiwa manusia. Sebagaimana sahabat Rasulullah dahulu merasa. Merasa kecewa, tertekan, sakit, bahkan putus asa. Seperti Khabbab yg meminta pada Rasul agar segera diturunkan pertolongan, tanpa perjuangan. Seperti pengaduan ketidakberdayaan, kelemahan Rasul pada Sang Pencipta...

Tingkat kelemahan dan kelelahan, kesakitan, kekecewaan, keresahan, ketakutan itu tiada beda. Hanya iman yang membedakan. Iman yang membentuk pagar dan menara sikap pada kesulitan dan ujian-ujian.

"Setiap amal pasti ada waktu semangat dan waktu lemahnya.." tutur Baginda..

Tidak boleh berlangsung lama. Biasanya hal yg muncul dalam jiwa adalah, anggapan bahwa "apakah aku mampu melalui ini semua? Seperti kesulitan2 sebelumnya?"

Muncul perasaan lemah, tidak mampu memikul beban, seakan di luar kemampuan.

Ya, inilah Tawadhu' Kadzib. Kita ditipu oleh rasa lemah dan ketakutan. Mereka menguasai hingga kita terlihat jiwa yang tiada harapan. Kita terlihat seperti insan tak berbingkai iman. Kita terlihat seperti hamba tak bertuhan..

Jiwa kita perlu tantangan dan benturan. Sebab kata Sayyid Quthb, "Hakikat iman tidak akan terbukti kesempurnaannya dalam hati seseorang sampai ia menghadapi benturan. Lepas benturan demi benturan, ada mujahadah yg diperjuangkan, yg menggoda dan melemahkan iman." .

Jiwa kita tak pernah sendiri. Dalam fithrah kita sebagai insan, selalu ada jeritan pada Rabb, dalam sedih atau senang. Bergeraklah! Sebab tujuan ruh kita berjalan menuju kekekalan. Menuju nikmat keabadian. Ruh kita bersama segala kebaikan dan cinta Rabb. Kau tak sendirian!

[Oleh Nabilah Hayatina]

No comments: