Jun 19, 2014

Stuban TPA



Bismillahirrahmaanirrahiim..
Studi banding TPA sudah berlalu beberapa waktu, semoga belum terlambat untuk menggoreskan hikmah dan pelajaran yang bisa diambil dari stuban kemarin..

Stuban kali ini diadakan Kamis, 12 Juni 2014 ke TPA Hamas, Desa Krakitan, Klaten. Perjalanan yang cukup jauh dari Solo, makan waktu sekitar 1 stengah jam. Dan begitu sampai di lokasi TPAnya, langsung bergulir puji-pujian kepadaNya. Ada spanduk gede TPA nya, ada gardu Qur’an, ada kantor dan kelas-kelas seperti di sekolah biasa.

Kami disambut dengan hangat oleh Pak (duh, ane lupa namanya). Setelah sholat ashar, kami langsung menuju ke kediaman si bapak untuk berbincang-bincang mengenai TPA Hamas lebih lanjut.
Pertama, di TPA Hamas, santri harus berangkat, ga boleh malas-malasan. Kalau sampai 3 kali nggak berangkat, si santri ini akan dapat surat teguran.

Kedua, Guru tidak boleh telat 1 menit pun. Komitmen pengajarnya benar-benar dilihat betul. Semua langsung senyum miris. Ingat kuliah, TPA, dan amanah-amanah lainnya. Lebih sering datang telat dari pada ontime nya :’

Ketiga, dana itu penting. Di TPA Hamas santri diminta membayar 10 ribu rupiah untuk pengembangan TPA. Selain itu, TPA Hamas juga memiliki berbagai macam bisnis, mulanya kecil-kecilan tapi Alhamdulillah sekarang sudah berkembang besar dan bisa digunakan untuk mengembangkan TPA, menyekolahkan calon guru TPA di pesantren tahfidz.

Keempat, pengurus dan pengajar itu berbeda. Pengajar hanya fokus mengajar dan mendidik anak-anak. Sementara urusan operasional TPA diserahkan pada pengurus. Syarat jadi pengurus, harus pandai cari uang hehe.

Kelima, kajian wali santri rutin 1 bulan 1 kali. Kalau sampai wali santri tidak datang sampai 3 kali, maka akan dapat teguran juga. Kajian wali santri ini penting untuk memberikan pemahaman pada orangtua, pentingnya ngaji, pentingnya peran ortu dalam mengarahkan anak, intinya sih pentingnya TPA ;) Kajian juga sebagai wadah silaturahim dan komunikasi antara pengajar dan orangtua. Kalau misal sudah sama-sama klop kan mendidik anaknya jadi lebih mudah. Jadi yang disampaikan pengajar di TPA ga berhenti sampai TPA aja..

Fyi, TPA Hamas memiliki 305 santri dan 38 pengajar, masyaa Allah :’)
Nah, santri-santri ini dibagi ke beberapa kelas yg isinya sekitar 20-25 santri:
TKA untuk umur 5-6 tahun. Jam ngajinya jam 2-3. Ini fokus ke lancar iqro’ dan bacaan sholat
TPA untuk umur 7-12 tahun. Start dari habis ashar – setengah 5
TPA Lanjutan
TQA, kaya SMA nya TPA.
Setelah lulus TPA, ada pengajian alumni tiap minggu sekali untuk mantau lulusan TPAnya..

DI TPA Hamas, semua pengajarnya harus punya sertifikat tartil. Jadi ngajarin ke adek-adeknya ngga asal gampang di lidah adek-adek tapi juga betul. Misal kayak bacaan Bismillahirrahmaanirrahiim, seharusnya yg panjang hanya 2 harokat tapi karena adek2 suka manjang-manjangin jadi kebablasan lebih dari 2 harokat.

Kegiatan lain selain ngaji yaitu ada sepeda santri, camping, dan rihlah pengajar. Waah kapan yaaa Al Manar dan Al Hidayah bisa kayak gitu :’)

Selesai cerita tentang TPA Hamas, ada sharing-sharing tentang TPA Al Manar dan Al Hidayah. Tentang kesulitan yang kita hadapi dan sebagainya.

Mungkin kita belum bisa gerak sejauh itu karena masih terbatas dalam membagi waktu. Menyeimbangkan amanah kuliah dr ortu, amanah di organisasi kampus, dan lain-lain. Jadilah TPA nya ga bisa concern diurus betul :’’

Ohya di akhir, ada pertanyaan dari salah seorang akhwat: sebenarnya, 1 halaman itu maksimal diulang berapa kali?
“Kalo diulang sampai 3 kali, itu gurunya yang salah” jleeeb :’
Maka seharusnya yg mantau iqro’ itu ya 1. Biar adeknya ga bingung dan biar pengajarnya juga ma’rifah betul sama adeknya. Dan, pengajarnya gak boleh malas untuk negur. Kalau kurang panjang ditegur, kalau kepanjangan ditegur, kalau ga lancar ditegur. Pengajarnya juga jangan diem aja karena lelah ngingetin adeknya. Dan masalah panjang pendek (mad thobii) ini harus diperhatikan betul. Soalnya sekali salah nanti ke belakang-belakang juga akan salah terus dan semakin sulit untuk nyuruh adeknya ngulang.. intinya, pengajar ga boleh diem~

Di akhir pertemuan di sore yang cerah itu, TPA Hamas memberi kami banyak buku untuk dibawa ke TPA Al Manar dan Al Hidayah. Ah, jazakumullah khoiron katsiiron :’)

No comments: