Alhamdulillah, akhirnya saya
menyadari hikmah di balik ketetapan kata ‘selamat’ pada pengumuman snmptn saya.
Mungkin Allah inginkan saya berbakti untuk umi abi lebih lama. Mungkin niat
saya memilih kedokteran ingin Allah luruskan.
‘ah. Lagipula hanya memilih
kedokteran. Belum tentu diterima. Setidaknya aku sudah cukup menyenangkan hati
mereka dengan memilih sesuai dengan harapan terdalam mereka.. setidaknya
pilihanku ini sudah cukup buat mereka senang’. Niat berbakti yang
setengah-setengah –“
Siapa yang sangka nilai amburadul
saya bisa tembus di pilihan pertama?
Saya bahkan sudah benar-benar
pasrah dan cukup percaya diri melengang ke pintu sbmptn. Sampai ternyata
semuanya salah. Semua rencana Allah gagalkan bahkan sebelum benar-benar matang
rencananya. TIDAAAAK! Saya tersudut. Bisakah saya lari? Jawabnya tidak.
Akhirnya disinilah saya. Mengungsi ke kaki gunung karang lagi, mencari-cari
pelajaran baru apa yang bisa saya petik?
Mungkin bakti saya pada mereka
masih jauh dari kata cukup. Dan Allah langsung pilihkan jalan kedokteran agar
saya tak usah repot-repot cari jalan untuk berbakti pada ummi abi.
Allah sebaik-baik pemberi
keputusan. Saya tahu dan yakin ini adalah keputusan terbaik yang Allah berikan.
No comments:
Post a Comment