Bismillah.
Bukan ingin menjelaskan apa itu vial atau ampul, hanya ingin sekedar berbagi sebuah kesyukuran :')
Setahun yang lalu, Januari 2013.
Mbah minta dibawa ke rumah sakit (lagi). Padahal kondisi tubuhnya sudah benar-benar drop pasca trakheostomi dan pihak rumah sakit sudah nyuruh bawa pulang saja. Tapi karena berkali-kali memaksa, akhirnya tengah malam itu, sekitar jam 12 malam, ambulans melaju menuju rumah sakit kanker di Jakarta. Jangan tanya bagaimana rasanya berada di dalam kendaraan yang nguing-nguing menerobos kesunyian malam. Jangan tanya bagaimana dag dig dug nya memegangi tubuh yang tak tenang..
Sampai di rumah sakit, mbah masuk ke UGD sebelum masuk ke kamar perawatan. Dan malam itu, aku harus bolak-balik UGD-kasir-apotek-UGD untuk mengantarkan resep dr UGD ke apotek, ngambil obat, terus kasih ke UGD lagi. UGD ada di lantai 1, apotek lantai 2. Betapa tidak efisiennya pelayanan. Dan akhirnya dini hari itu, saya menembus kesunyian rumah sakit, menaiki lift seorang diri. Panik. Sampai terlupa betapa bencinya dengan bau rumah sakit. Lupa dengan film-film horor berlatar rumah sakit. Padahal ketika itu ada beberapa bagian rumah sakit yang sudah digelapkan.
Aku belum paham waktu itu tentang kondisi kegawatdaruratan. Tapi entah si dokter berkali-kali memberi tambahan resep yang berarti aku juga harus bolak-balik ke kasir dan apotek. Malam itu sekitar 3-4 kali aku bolak-balik. Dan waktu kesekian kalinya aku ke apotek, nunggu agak lama, dan aku merhatiin resepnya juga (akhirnya) penuh dengan tulisan yang tak kupahami. Yang teringat jelas adalah kata-kata 'ampul' dan 'vial'. itu apa? tablet? cair? Sampai akhirnya aku iseng nulis di notes hp. Untuk kemudian dicari artinya di internet.
Sampai detik ini, belum pernah sekalipun asma nyari betul-betul arti ampul dan vial. Tapi, karena sekarang masuk field lab imunisasi, dimana berhubungan dengan vaksin yang ditempatkan di ampul dan vial, finally i know it.
Begitu mudahnya Allah menetapkan yang terbaik bagi kita. Begitu Maha Mengetahuinya Allah, memberikan apa yang benar-benar kita butuhkan. Mungkin dididik jadi dokter dan bukan dididik jadi peneliti yang bergaul dengan struktur molekular kimia adalah yang terbaik bagi asma..
Terima kasih Yaa Allah atas segala karunia terindahmu :')
No comments:
Post a Comment