Bismillahirrahmaanirrahiim
Hari
ini kelompok A-8 survey field lab ke Puskesmas Matesih. Sebenarnya dari
kapuskesnya Cuma minta perwakilan 2 orang, tapi entah ide siapa, kita
bersepakat untuk kesana sekelompok. Pertamanya ngga ikhlas gitu, misuh-misuh
sepanjang jalan dan puskesmas. Mikirin UB lah, ini itu. Sampai akhirnya..
Sampai
akhirnya ada pemandangan mengharukan yang terjadi siang tadi. Jadi setelah
koordinasi dengan instruktur, kami memutuskan untuk pulang. Kita udah masuk
mobil, tinggal nunggu andika beli minum, ndelalahe
dipanggil masuk lagi karena ternyata ada pasien yang pengin di imunisasi. Waaa alhamdulillah
:’)
Akhirnya
kita lihatlah proses imunisasinya, dari awal sampai akhir. Benar-benar diajari
step per step sama petugas kesehatannya. Jadi tadi yang dateng itu capeng alias
calon pengantin wanita yang pengin diimunisasi TT, Tetanus Toxoplasm. Walaupun udah baca literatur kalo TT dikasih 5
kali, tapi ga begitu ngeh banget urgensinya. Ya cukup tau kalau TT itu dikasih
ke WUS, terus udah itu ilmu berlalu gitu aja. Sampai tadi si ibu petugas
kesehatannya nawarin, ‘ini bu dokter kalau mau diimunisasi TT sekalian bisa
looh, saya yakin kalian udah mens semua. Ga harus nunggu mau nikah, dari
sekarang aja. Nanti kalau mau nikah malah udah selesai imunisasinya malah enak’.
Terus tawaran si ibu mengundang gelak tawa 1 kelompok. Haha sambil menyelam
minum air gitu ya bu, sekalian field lab sekalian imunisasi, hahaha.
pemandangan
mengharukannya itu terjadi ketika ada pasien ketiga, seorang bu guru yang
datang untuk TT II dan beliau pakai kerudung. Pas mau disuntik, 4 anak
laki-laki langsung balik badan semua. Padahal bu guru yang pakai jilbab, pun
ibu petugas kesehatannya, pun kami teman-teman perempuan; ngga ada yang nyuruh
mereka ber4 buat balik badan biar ga ngeliat proses suntiknya. Ahya fyi, suntik
TT itu dilakukan di lengan kiri atas intramuskular, jadi yaa memang harus
ngegulung lengan. Dan fyi lagi, 4 laki-laki itu terdiri dari 2 muslim, 1 budha,
1 kristen. Dan melihat kekompakkan mereka ber4 balik badan, menghargai si bu
guru, itu pemandangan yang mengharukan buat saya. Akhirnya ibu petugas
kesehatan mempersilakan mereka ber4 buat keluar ruangan. Kalo inget pose mereka
kompakan balik badan itu kaya anak2 kecil yang lagi dihukum hehehe.
Rasanya
bahagia ketika melihat mereka menghargai keyakinan kita. Ya Allah, karuniakan
mereka hidayahMu, agar mereka bisa merasakan manisnya hidup dalam naungan Qur’an
dan SunnahMu.. aamiin
No comments:
Post a Comment