Bismillahirrahmaanirrahiim..
Pagi ini (Jumat, 14 Maret 2014) ada KANTIN
SPESIAL di Masjid Kampus tercinta, Nurul Huda. Kajian ini diisi oleh ustadz
Syihabuddin Alhafidz, salah satu pengasuh Ma’had Tahfidzul Qur’an Isykarima
CMIIW. Kajiannya jos banget, walaupun saya datang telat, tapi masih bersyukur
Alhamdulillah masih dapat banyak hikmah dari kajian ini.
Kajiannya tentang ‘Berilmu dulu baru
beramal’. Ustadz menceritakan banyak sejarah peradaban islam, yang sedikit agak
panjang itu ketika bercerita mengenai Muhammad Al Fatih. Yaap, sang penakluk
konstatinopel yang sudah hafal Qur’an
sejak 9 tahun, kemudian jadi walikota di umur 15 tahun. Lalu penakluk di
usia 21 tahun. Wah muda sekali ya? Coba ingat-ingat, di umur 15 tahun kita
sedang apa? Di umur 15 tahun apa kompetensi anak muda kini?
Pembahasan selanjutnya, ini dari
penyampaian ustadznya langsung ;)
Saat ini kita masuk ke sistem dimana kita
baru bisa ‘menghasilkan’ ketika sudah lulus strata 1 (sekitar umur 21 tahun),
mari tengok sistem pendidikan kita:
SD=
sekolah dasar= belajar yg dasar-dasar, yg sederhana
SMP
SMA= sekolah menengah, tengah2, setengah dapat setengah engga?
Strata
1= mulai fokus bidang, itupun dimulai dari dasar lagi.
Sekarang, mari bandingkan dengan siroh
Muhammad Al Fatih
9
tahun= hafal Qur’an
15
tahun= walikota
21
tahun= pemimpin pasukan perang menaklukan Konstantinopel.
Coba tengok lagi, 15 tahun sudah jadi
walikota. Kita sama-sama tahulah yaa tugas walikota itu ga sedikit. Banyak urusan.
Politik, sosial, budaya. Dan itu dipegang oleh seorang remaja 15 tahun. Dan ini
ga Cuma Muhammad Al Fatih aja. Nabi Muhammad Sholallahu ‘alaihi wassalam, umur
12 tahun sudah melakukan ekspor impor (dagang ke syam), dan banyak kisah
sahabat-sahabat beliau yang memegang peran penting saat masih muda (Kisaran belasan
sampai 20-an).
Lalu, bagaimana seharusnya kita mengkader
seorang muslim? Kembali ke shiroh! Kembali ke sejarah Nabi Muhammad dan para
sahabat! Dan, beginilah seharusnya anak dididik:
Umur
3 tahun= mulai dikenalkan pada Al-Qur’an. Tidak usah menulis, tidak usah
membaca dulu. Cukup dibacakan ayat Qur’an terus menerus sampai anaknya hafal. Sambil
diselipkan kisah shiroh nabawiyah pada anak.
Umur
7 tahun= hafal Qur’an.
Setelah
hafal Qur’an, barulah anak dikasih ilmu apa saja. insyaaAllah akan bisa
menyerap dengan sangat baik. Karena Qur’an itu Quantum. Al Qur’an sudah banyak
sekali memberikan konsep-konsep hidup, konsep ilmu pada kita, hanya banyak dari
kita yang belum memiliki sensitivitas intelektual. Karena apa? Karena kita
banyak yang belum hafal Qur’an.
Kalau hidup manusia ga pake konsep
shiroh, nanti bakal sia-sia hidupnya. Kembali pada shiroh, ikutin aja sama
persis. Ikuti bagaimana Muhammad Al Fatih dididik.
Al Qur’an dan shiroh adalah installer
terbaik. Kalau sudah terinstall ini, insyaAllah diberi ilmu apa saja, seberat
apapun kelihatannya, insya Allah akan berkembang dengan baik.
Kalau umat islam ingin bangkit, kembali
ke Qur’an! Kembali ke shiroh! Buat mindset shiroh di otak. Baca dan khatamkan
shiroh nabawiyah, kemudian kita akan tahu bagaimana seharusnya bersikap,
kembali pada shiroh, agar tahu bagaimana menyelesaikan masalah.
***
Inti kajian ini satu: kembali ke Qur’an
dan Shiroh Nabawiyah. Namun disampaikan dengan semangat dan intermezzo yang
menggelitik. Menggelitik karena malu, sudah sebesar ini tapi belum bisa apa-apa
:’ ohya, ini ada link (klik disini) tentang seorang wanita luar biasa yang mendidik 10
anaknya menjadi penghafal Qur’an. Semoga sama2 bisa jadi pengingat dan
penyemangat untuk kita semua.
Sekian,
Jumat Mubarok! Jangan lupa al kahfi dan tetep semangkA, semangat karena Allah
:D
No comments:
Post a Comment