Bismillahirrahmaanirrahiim..
Pekan ketiga
di rumah, umi seperti tak ingin kehilangan momen dengan sulung putrinya yang
sebentar lagi bakal hijrah ke solo. Benar saja, setelah kelamaan leyeh-leyeh selama 2 pekan, pekan ketiga
ini umi ngajak ane jalan-jalan. Bukan ke mal apalagi tempat wisata, tapi
benar-benar jalan-jalan.
Umi hobi
banget sama yang namanya traveling, bahkan dengan mengandalkan motor saja. Pekan
ketiga ini ana dibonceng umi silaturahmi ke bule umi yang tinggal di bogor,
terus nyari jalan baru menuju gunungsindur (jalan baru: jalan alternatif selain
jalan raya), sampai ke rumah tante maya di bekasi. Yap, semuanya pakai motor. Dan
umi tidak pernah mengeluhkan apa pun tentang ini, emang dasarnya doyan jalan
sih d:
Dan selama
perjalanan kemana-mana itu, Allah hadirkan memori kelas 3 pada diri ana. Misal,
waktu nyari jalan ke gunungsindur itu sempat lewat BSD, dan pas banget
ngelewatin gedung tempat ana tes IELTS. Memandang gedung tinggi itu, rasa
deg-degan waktu mau tes ielts hadir lagi. Betapa harapan, usaha, doa manusia
takkan bisa menembus apa pun jika Allah tak kehendaki.
Kalau dipikir
pakai logika, waktu itu ngga mungkin banget ikut tes ielts. Kalau keberanian
itu tak dititipkan Allah di dada ini, mana pernah kali asma ngerasain yang
namanya tes bahasa inggris berjuta-juta. Tapi yah, kun fa yakuun, dengan segala
keterbatasan akhirnya ikut juga tes itu. Dan akhirnya ga kepake karena ane
gagal seleksi pertama ILA. Terus ngga nyoba daftar tohoku juga, padahal bisa
aja kali kalau mau daftar. Mengingat kata ‘ga lolos seleksi’ itu bikin hati ana
berdesir-desir, yaAllah.. :’
Lanjut, selain
memoar akan tes ielts, sepanjang perjalanan menuju gunungsindur itu ana juga
teringat dengan Insan Cendekia. Betapa dulu pengin banget masuk sana, tapi akhirnya
istikhoroh dapatnya di sekolah bawah kaki Gunung Karang, CMBBS. Senang masih
dapat sekolah gratis, sekaligus sedih karna gabisa nurutin maunya umi. Tapi akhirnya,
walaupun ga sekolah di insancendekia, dapat banyak kenalan yang jebolan sana
adalah suatu anugerah. Alhamdulillah :’)
Beda lagi
dengan perjalanan menuju stasiun senen yang ngelewatin Gelora Bung Karno. Langsung
inget lomba yang diadain Kandel, inget juga waktu tes STIS. Pun teringat dengan
pameran pendidikan yang pernah beberapa kali ane ikutin sejak smp di GBK. Saking pengennya
ngerasain sekolah di luar negeri. Nyatanya, Allah lebih suka ane hijrah ke solo
(dulu), wallahua’lam :’)
Maka sepanjang
duduk di boncengan umi, ane lebih banyak diam. Sambil harap-harap cemas dalam
hati, sambil berdoa juga: yaAllah, kalau memang jalan asma jadi dokter, tolong
dimudahkan. Tapi kalau ternyata bukan, tolong tunjukkan yang lebih baik..(psst.. ini bukan galau loh, hanya doa saja (: )
Makasih banyak umiku sayang, yang udah nganterin asma kemana pun asma mau pergi. Yang udah nemenin asma tes di berbagai tempat. Makasih banyak mi, udah mendukung segala mimpi-mimpi, sekalipun itu konyol dan ga logis, makasih banyak. Bersyukur luar biasa, Allah titipkan asma di dunia pada seorang malaikat tanpa sayap, ummi Irma. Alhamdulillah. YaAllah, hadirkan syurgaMu untuk superwoman yang satu ini :') aamiin
No comments:
Post a Comment