Sebulan lebih di Surakarta.
Terpaku pada pesmi dan kampus. Semua kegiatan terpusat di FK dan Arroyyan,
sekali-kali di Masjid Nurul Huda. Pfuh, sudah sebulan ternyata.
Dan
beginilah kehidupan maru fkuns. Pagi terburu-buru, kadang berpeluh memasuki
ruang tutorial, dengan sejuta semangat. Tapi semangatnya ternyata ikut menguap
bersama peluh itu. Di dalam ruang tutorial membisu lagi. Tak hanya tutorial.
Kuliah, skills lab pun terkadang juga. Dan ujian. Rasanya ketika semua
persiapan sudah dilakukan, ketika melihat teman-teman lain beberapa detik
sebelum ujian, ah rasanya persiapan yg kulakukan minim sekali. Kenapa aku tak
bisa seperti mereka? Yg pahami begitu banyak materi dengan lancarnya. Terpaku
lagi. Mengutuk diri lagi.
Rasanya
ingin mundur. Ingin pergi yang jauh dari tutorial, skills lab, dan ujian.
Rasanya ingin menyingkir saja dari jajaran cadok cadok itu. Rasanya, rasanya
tak pantas sekali.
Hei kalian, kenapa ingin jadi dokter?
Begitu
banyak jawaban keluar. Meluncur dengan lancarnya. Hingga ketika diri ini jatuh,
seorang teman berkata, ‘bersyukur sudah
Allah pilihkan jalan di profesi yang mulia ini’. Huaaa rasanya ingin
menangis betul.
Atau
ketika seorang sahabat dari kebidanan mengungkapkan rasa harunya ttg alasan ia
ingin jadi bidan. Tanya hatimu, ma.
Tanya hatiku? Hatiku sebenarnya apa maumu?
Duhai
Rabb beri aku hidayah dan kekuatan untuk menjalani kehidupan ini, kehidupan di
pendidikan dokter ini. Karena sungguh jika tak dikuatkan aku tak akan kuat.
Jika tak Kau mudahkan aku tak akan mampu lewati haling rintangnya..
No comments:
Post a Comment