Bismillah..
Masuk ke pendidikan dokter itu
rasanya nano-nano. Bahagia karena orangtua bahagia, sedih karna mimpi yang
sudah dirajut menguap, dan takut. Takut dengan sejuta resiko menjadi dokter.
Dari mulai resiko tertular
penyakit lebih besar, sampai tuntutan pasien. Dan lainnya. Capek hatilah kalau
dituliskan semua. Kan saya juga belum mengalaminya hehe.
Pernah suatu hari berpikir, kok
bisa bisanya sih ana nyasar kesini. Bisa banget deh takdirnya Allah :’) skenarioNya memang sudah tersusun dengan sangat rapih. Dari mulai sakitnya
nenek, operasi, hingga tangisan ummi. Dan doa di tiap sujud meminta yang
terbaik untuk hidup ini. Dan ternyata jalannya harus disini, di pendidikan
dokter. Bukan di jepang, bukan di ui apalagi itb, tapi di universitas yang ga
pernah ana tulis di catatan sekolah dulu. Universitas Sebelas Maret.
Awalnya sih sempat mengutuk diri.
Mungkin kurang persiapan waktu tes beasiswa dari mulai ILA, MITSUI, sampai
MONBUSHO. Tapi rasanya seperti buang2 waktu saja. Mengutuk diri sendiri.
Menyesali semua kekurangan. Cuma bikin hati sakit, dan mata sembab. Cuma amarah
yang jadi naik ke permukaan.
Jadilah ana putuskan untuk
menerima semuanya dengan lapang. Bismillah. insyaAllah kuliah di PDUNS dan
nyantri di pesmi ArRoyyan adalah yang terbaik untukku kini. Tawakkal adalah
solusi terbaik. Memasrahkan diri dengan semua kehendakNya, insyaAllah bikin
hati lebih plong.
No comments:
Post a Comment